Seperti biasa, sebagai seorang wanita, Sari merasa iri saat melihat Anti yang selalu punya barang baru.
Naluri kewanitaannya terusik saat apa yang dimilikinya ternyata "kalah" dengan yang dimiliki orang lain.
Namun, Suaminya sadar akan apa yang dirasakan istrinya tercinta. Dengan sabar ia menjelaskan pada Sari,
"Sayang, kita tidak tahu bagaimana kondisi keuangan orang lain. Mungkin mereka mampu membeli barang-barang baru karena mereka merasa membutuhkan dan menginginkan itu.
Tapi alangkah baiknya jika kita belajar untuk tidak menuruti apa yang kita INGINKAN , tapi penuhilah dahulu apa yang kita BUTUHKAN.
Memang antara keinginan dan kebutuhan hampir sama. Namun keduanya sangat berbeda.
Suatu hal Yang merupakan kebutuhan , wajib kita usahakan, dan apabila tidak bisa kita penuhi, itu akan mengganggu kelangsungan hidup kita.
Sedangka Keinginan lebih flexible. Apabila keinginan tidak kita penuhi, hidup kita akan berjalan seperti biasa.
sebagai contoh : Sayank ingin tas baru seperti Anti. Padahal kamu masih punya tas lama yang bisa dipakai.
Sayank ingin handphone baru, apakah dengan HP baru akan membuat kamu lebih produktif?
Sebaiknya pisahkan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan tak akan pernah selesai karena sifat manusia tak pernah merasa puas.
Dengan memenuhi satu keinginan, akan muncul keinginan lain lagi, begitu seterusnya....
Kalau sayank ingin HP, tas, Baju, Jalan-jalan, selalu jajan ke restoran, coba pikirkan. apakah itu kebutuhan atau keinginan?
Kalau keinginan, seandainya tidak dipenuhi, dana untuk itu bisa kita alokasikan untuk memenuhi kebutuhan kita, misalnya kita tabung untuk beli Rumah, Beli Motor, atau kebutuhan yang lain.
Biar saja orang lain mendahulukan KEINGINAN mereka, Tapi kita berusaha memenuhi KEBUTUHAN kita dahulu.
Tidak usah iri, karena prioritas masing-masing orang itu berbeda sayank....
Percayalah, suatu saat setelah kebutuhan kita terpenuhi, keinginanmu pun akan bisa kita penuhi....
cuma... bukan saat ini. "
Mendengar penjelasan dari Suaminya, Sari merasa bersalah karena iri pada Anti.
dan sejak saat itu, walaupun ia iri melihat barang baru Anti, ia mulai memfokuskan piikirannnya pada hal-hal yang lebih penting. Pada kebutuhan masa depan. Pada perencanaan jangka panjang.